Friday, February 12, 2010

Perjalanan Panjang

Fiuh. Akhirnya setelah 2 minggu melobi kakak sepupuku untuk meminjamkan sepeda motornya, akhirnya berhasil juga. Hehe, dapat pinjaman lagi nih buat touring ke Semarang. Padahal sih pengenna ke Semarang pake motor pribadi, tuh si Mio. Tapi berhubung finansial lagi down banget (halah sok inggris), yah diputuskan untuk memensiunkan Mio dari perjalanan panjang nan jauh ini. Ini semua demi kelancaran dan kemudahan. Maaf ya Mio, hiks hiks.

Gak hanya itu. Berhubung aku gak punya helm berkaca, helmku sih cuma nutup kepala doang, ga nutupin muka, hehe. Akhirnya, cari dicari dapatlah pula pinjaman helm dari Mas Dhimas, hehe. Thank you bgt loh mas, dibolehin minjem helmna. Btw, ikut bersedih jg atas meninggalna Dompy. Kenapa Dompy harus pergi secepat itu ya? (Maaf, untuk sementara ber-mellow-mellowan dulu). 

Selain itu, mo minjem apalagi ya? minjem duit? wah boleh juga nih. Tapi lebih baik lagi kalo minjem duit tapi gak harus dibalikin. Nah ini yang paling aku tunggu-tunggu. Tapi kok gak ada yang mau ya? 
Terus terang aja, perjalanan ke Semarang besok Sabtu mungkin jadi perjalanan pertamaku ke Semarang pake motor. Yah, sebenarnya sih udah sering bolak balik ke Semarang. Cuma, gak pernah naik motor. Biasa naik travel atau bis. Yah mudah-mudahan aja somethng wrong won't be happened lah. Amiin. 

Persiapan dikit lagi matang nih, tinggal nunggu diangkat aja. Emang mie rebus apa? persiapan disini yang dimaksudkan adalah persiapan lahir dan batin, minal aidzin dong, hehe.. bukanlah, maksudna persiapan untuk berangkat and stay di Semarang selama 1 hari besok. Lagipula, rencana teman-teman yang mau pada liburan di Semarang, entah mau kemana dan ngapain juga belum tahu nih. Pokoknya yang penting persiapan dulu aja lah, persiapan untuk dijalan, persiapan untuk disana dan segala persiapan yang lain. Mulai dari mantel hujan, cek rantai dan oli motor (Wah ini oli. Udah ganti lum ya?? ), sampe ke peralatan perang seperti sabun mandi, sikat, odol, handuk, pakaian, kipas angin, lemari, tivi, eh stop. Ini mau jalan-jalan atau pindahan kost? 
Ya pokokna, semua yang harus dibawa harus mulai dipersiapkan dari sekarang, daripada ntar dijalan pada kecelik (opo meneh boso ne ki 'kecelik' barang mlebu). Yang penting semua sudah dipersiapkan secara matang. Mudah-mudahan semua lancar dan sukses. Amiiin.

Thursday, February 11, 2010

Mainan Baru

Tidak bisa dipungkiri, berjam-jam berada di depan layar komputer, memang sangatlah melelahkan. Tidak hanya itu, kebosanan juga menjadi salah satu titik puncak yang menyerang kita. Mau tidak mau, semua itu harus selalu ku alami hampir di setiap hariku. Bangun tidur, hidupin komputer, dan semua aktifitas pun hanya tertuju pada layar berwarna ini. Tiap hari, terus menerus. Entah mengapa, akhir-akhir ini (mungkin karena libur kuliah juga) terasa sangat membosankan. Kawan terdekatku saat ini ya hanya seperangkat alat komunikasi canggih ini saja. Nampaknya kami berdua sudah seperti sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara tingkat tinggi. 

Selain berfacebooking yang menjadi aktivitas utama, chatting juga, aku lebih suka membaca-baca blog atau membaca trit-trit yang ada di kaskus. Bahkan sehari tidak membuka kaskus, rasanya gimana gitu. Seperti sayur kurang garam katanya, kurang enak, kurang asin atau kurang sedap. Dari kaskus,aku lebih banyak belajar tentang kehidupan, tidak hanya itu, cerita-cerita lucu dan gambar-gambar menarik juga banyak. Itulah mengapa yang membuatku lebih tertarik membuka atau sekedar ikutan nimbrung di forum-forum tersebut. Tetapi, perlu diingat juga, bahwa forum-forum di kaskus tidak semua menghibur. Mengapa? karena ada satu forum yang memang diperuntukkan bagi orang-orang yang beradrenalin atau bernyali tinggi. Jujur saja, pada awalnya aku sih tidak begitu mengerti tentang kaskus, serta sub forum-forumnya. Tapi, setelah aku tahu bahwa memang ada forum yang khusus diperuntukkan untuk 'orang-orang pemberani', aku baru sadar, ternyata pada waktu itu aku masuk forum yang salah. 
Ketika itu aku mencoba membuka suatu trit, tiba-tiba di trit tersebut muncul beberapa gambar-gambar yang mengerikan, disgusting, dan yang pasti disturbing. Ya Tuhan, ada apa dengan manusia-manusia ini? Siapa pula yang membuat trit semacam ini? Sungguh-sungguh diluar batas kemanusiaan. Bahkan jika melihat hewan yang diperlakukan seperti ini pun saya tidak tega. Dan akhirnya, setelah saya telusuri, ternyata itu semua memang dikumpulkan pada satu forum yang bernama "Disturbing Picture'. That's why it's so disturbing. 

Well, lepas dari itu semua, kembali saja ke facebook. Disinilah rumahku. Rumah untuk beraktivitas sosial bersama teman-teman dunia mayaku. Tetapi itu semua menjadi terasa hampa apabila memang tidak ada sesuatu yang kita perbincangkan atau bahasa facebook-nya 'komen-komenan'. Terus, apa yang kita dapat dari itu? hanya menunggu teman kita mengomentari status-status kita? atau kita awali itu semua dengan mengomentari status teman kita? Banyak cara memang untuk menghubungkan kita satu sama lain. Ya salah satunya dengan saling bertukar informasi dan saling mengomentari status. Dari sinilah, kita semakin mudah terhubung, dan seolah-olah mereka terus berada di sekitar kita, untuk saling bertukar ide dan menjalani percakapan. 
Facebook, juga banyak memiliki fitur-fitur yang unik, salah satunya game online. Aplikasi inilah yang terus terang banyak aku lakukan untuk mengisi waktu senggangku. Atau bahkan kadang seharian hanya berurusan dengan permainan-permainan yang terdapat pada facebook. Kalau dulu sempat kita pernah memainkan Rock Legend, Farmville atau bahkan Cafe World, sekarang aku sudah benar-benar menemukan game favoritku. Memang dari sekian macam game yang terdapat di facebook, tidak semua aku sukai. Seperti teman-teman yang lain yang suka sekali bermain Mafia Wars atau Poker. Disini, aku lebih memilih Airline Manager. Sebuah game yang sangat menarik, dimana game tersebut membuat kita seolah-olah menjadi seorang manajer atau dirut suatu maskapai penerbangan. Disinilah tantangannya. Kita disediakan uang dan pesawat serta sedikit avtur untuk memulai maskapai kita. Pada awalnya kita memang harus benar-benar jeli untuk melihat segala peluang dan permintaan pasar akan penerbangan kita. Tidak hanya itu, kita juga harus benar-benar bisa mengontrol semua pemasukan dan pengeluaran kita, baik untuk membeli armada baru atau untuk membeli saham di maskapai lain. 
Terus terang, game ini menurut saya sangatlah mudah, apalagi bila kita sudah setidaknya sedikit mengerti tentang penerbangan. Bagaimana kita memilih rute yang profitable, memilih armada yang benar-benar sesuai dengan harga yang terjangkau. Serta kapan kita harus membeli avtur dan mempromosikan penerbangan-penerbangan yang kita punya.
Setidaknya, game ini dapat sedikit mengurangi rasa jenuhku, walau memang terkadang rasa jenuh dapat menghampiri kita kapan saja. Dan saat memainkan game ini pun, rasa jenuh juga dapat datang. Tapi, ya itu lah, manusia memang tidak pernah merasa puas, apapun itu, pasti ingin sesuatu yang lebih dan lebih lagi. Ya, overall game ini dapat membantu lah meringankan semua kejenuhan. Terima kasih mainan baruku. :)

Wednesday, February 03, 2010

Terpenjara sepi, kunikmati sendiri

Pernah kah kau merasa..
Pernah kah kau merasa.. 
uwoooo..

sedikit dibuka dengan lagunya Ungu ya. Hehe, boleh lah biar g stres dikit. Soalnya emang beberapa hari ini, bukan beberapa hari lagi sih, minggu dan hampir menjadi berbulan-bulan, kesepian dan kefanaan (halah opo meneh iki) benar-benar tersenyum kepadaku. 

Setelah ujian semester kemarin tepatnya, rencana untuk pulang kampung gagal. Dan sampai saat ini pun, benar-benar enggak ada kerjaan. Tiap hari cuma tidur, makan, online, gitu-gitu aja terus menerus sampai rasanya sudah mencapai kejenuhan tingkat tinggi. Males banget dah rasanya. Belum lagi sudah 4 hari ini, koneksi internet putus nyambung aja kaya lagu BBB. Bahkan sampe seharian g bisa online. Lha terus mau apa??

Cari-cari lowongan pekerjaan pun, g gampang deh kayaknya. Udah ngubek-ngubek koran ma kaskus reg. Yogyakarta, eh, g nemu-nemu juga. Ya setidakna, dapat pekerjaan yang memang sesuai lah dengan kapasitasku. Tapi kok kayaknya sulit banget, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Gimana nanti kalo udah lulus ya? mudah-mudahan gampang lah. Amiiin.. 

Sunday, January 31, 2010

Life Equality II

Terkadang hal yang seperti ini memang susah untuk ditebak. Apa sih yang ada di dalam setiap pikiran manusia? g bakalan deh bisa kita tebak, kecuali mungkin dia seorang Dedy Corbuzier yg katana bs nebak pikiran orang, hehe. Entah kenapa, sesuatu yang mengganjal di dalam diri kita, seperti kekurangan kita, menjadi sesuatu yang mengganjal terus-terusan di dalam benak pikiran kita. Ini yang menjadi alasan kuat mengapa orang lain belum bisa menerima kita dengan baik, atau bahkan tidak bisa menerima kita sama sekali. 


Guys, setiap manusia itu diciptakan berbeda bukan? dan dari perbedaan-perbedaaan itulah kita bisa memulai sesuatu yang indah. Mulai dari saling menghormati sampai saling memahami satu sama lain.Tetapi pada dasarnya, sifat manusia untuk menolak atau tidak menghargai sesuatu itu pasti muncul kan? kita tidak bisa mengelak akan hal itu. It means wajar lah. Ok. Sekarang, kita lihat dulu, apa sih yang bisa menyebabkan seseorang tidak bisa menerima akan hal-hal tersebut? wah, nampaknya banyak sekali. Mulai dari Agama, Etnis, Strata Keluarga, Jenjang Pendidikan, bahkan sampai mengarah ke fisik seseorang manusia. Masya Allah. 


Kita g bisa tahu memang apa yang ada di pikiran seseorang, tetapi dengan gelagat atau perilaku orang tersebut terhadap kita, kita bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda yang di rasakan untuk kita.

Saturday, January 30, 2010

Life equality I

...
Don't Tell Me You Agree With Me
When I Saw You Kicking Dirt In My Eye
...

Still remember that part of the lyrics? ya.. itu lirik laguna Michael Jackson yg berjudul Black or White. Saat ini, aku emang sedang sedikit tergugah dan terusik untuk mendengar kata-kata tersebut. Ya, sedikit sok tahu lah, tetapi memang kenyataanna, life is hard rite? seperti halna persamaan/kesetaraan hidup umat manusia, yang sampai saat ini, mungkin belum semua, bisa memberikan jawaban atau konklusi yang tepat.

Menurutku, sampai saat ini, belum 100% masalah penyetaraan/persamaan entah itu gender atau ras, agama, atau apapun antar umat manusia berhasil dilakukan. Mungkin sebagian orang mengira, "oh aku sih, g masalah. Siapa kamu, apa kamu, n dari mana kamu." Tapi ada juga (mungkin) yang gini nih, "kamu tu siapa? emang kamu bisa? emang.. emang.." (dan masih banyak 'emang' lain yg tdk bisa diungkapkan dgn kata2, halah).

Well, kalo aku sih, aku g pernah ngebedain atau nyepelein someone, siapapun dia, darimana dia, dll. Tetapi, itu semua sih tergantung dari apa yang mereka beri ke aku dulu. Hmm, sedikit egois, tapi ini penting. Terkadang, hidup mengharuskan kita untuk mendapatkan teman baru, pekerjaan baru, dan masih banyak hal baru lainnya. 

Dari segi pertemananan, ini sangat general sekali. Apalagi aku tinggal di kota besar, yang dimana terdapat bermacam-macam manusia, mulai dari karakternya, agamanya, perilakunya, serta asal usulnya. Disitu, mau tidak mau, kita harus memulai suatu yang baru, berkenalan dan kemudian menjadi teman. Bahkan bisa menjadi sahabat. 

Tetapi, alur untuk menemukan teman yang memang sesuai dengan apa yang kita inginkan bukanlah suatu hal yang mudah. Suatu contoh, g semua teman itu bisa nerima kita, walaupun bagi kita mereka sudah bisa kita terima. Dari sini, kita sudah bisa menilai, apa sih yang membuat mereka tidak bisa menerima apa yang kita punya.

to be continued..

Friday, January 29, 2010

Arigato!!

Well, arigato!! itu kata pertama yg terlintas ketika akhirna tadi di kampus ngambil KHS. Ya Allah terima kasih, walaupun pd awalnya sempat cemas karena kepikiran kalo g bkl dpt IP diatas 3 lagi. Dan akhirnya, Yup!! 3,10. Alhamdulillah.

Tetapi setidaknya dari 20 sks yg kuambil semester kemarin, walaupun berjuang juga dengan kemalasan yang selalu mengusik telinga kanan dan kiriku, score ini cukuplah memuaskan. Ketika ada pro dan kontra di dalam kehidupan perkuliahan ini, wajarlah, serta rasa ketidaknyamanan, nampaknya semua itu tak terlalu menjadi virus utama penyebar kemalasan-kemalasanku kemarin itu. Ya, at least, utk semester ini (Sem. VI 2 more semesters!! yaaay!!) tidak lagi main2 lah. No more lazyness!!

Hanya tersisa 30an sks lagi, aku harus berjuang mencapai gelar seorang sarjana sastra. Gelar yang aku dan orangtuaku impi-impikan. Setelah itu, belum tahu harus kemana. Yang pasti konsentrasi untuk mencari modal kerja dan usaha. Atau mungkin pulang ke Pangkalan Bun, dan membuat suatu hal baru disana atau.. ah masih banyak mimpi-mimpiku yang tertunda dan harus diselesaikan. Yang pasti semua ini berkat usaha, do'a serta bimbingan kedua orang tuaku yang sangat aku cintai dan sayangi di muka bumi ini. Allah Swt. yang selalu menjadi pemacuku untuk menjalani hidup ini dengan benar (semoga selalu benar dan lurus, amiiin). Semua teman yang telah mendukungku atas semua pilihan-pilihanku. Aku yakin, 2011 aku sudah bergelar Sarjana Sastra!! itu harus!! Terima kasih semua, arigato!!

Tuesday, January 19, 2010

Kisah Seorang Jendral Adolf Roberto

Baik buat renungan

----------------------------

Suatu sore, ditahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ
terasa hening mencengkam. Jendral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang
terkenal bengis,tengah memeriksa setiap kamar tahanan.

Setiap sipir penjara membungkukkan badannya rendah-rendah ketika 'algojo
penjara' itu berlalu dihadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu
'jenggel' milik tuan Roberto yang fanatik Kristen itu akan mendarat di
wajah mereka.

Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang
mengumandangkan suara-suara yang amat ia benci.

" Hai...hentikan suara jelekmu! Hentikan...!" Teriak Roberto
sekeras-kerasnya sembari membelalakan mata.

Namun apa yang terjadi ? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja
bersenandung dengan khusyu'nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara
itu menghampiri kamar tahanan yang lasnya tak lebih sekadar cukup untuk
satu orang.

Dengan congak ia menyemburkan ludahnya ke wajah renta sang tahanan yang
keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut
wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang
menyala.

Sungguh ajaib... Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang
pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata
Rabbi, waana'abduka...

Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil
berkata,

" Bersabarlah wahai ustadz...Insya Allah tempatmu di Syurga ."

Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustadz olehsesama tahanan,
'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya. Ia diperintahkan
pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu
keras-keras hingga terjerembab di lantai.

" Hai orangtua busuk! Bukankah engkau tahu,aku tidak suka bahasa jelekmu
itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu! Ketahuilah
orang tua dungu, bumi Spanyol ini kini telah berada dalam kekuasaan
bapak kami, Tuhan Yesus. Anda telah membuat aku benci dan geram dengan
'suara-suara' yang seharusnya tak pernah terdengar lagi di sini."
Sebagai balasannya engkau akan kubunuh. Kecuali, kalau engkau mau minta
maaf dan masuk agama kami."

Mendengar"khutbah" itu orang tua itu mendongakkan kepala,menatap Roberto
dengan tatapan tajam dan dingin. Ia lalu berucap,

" Sungguh...aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat
menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah. Bila kini aku berada
dipuncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya,patutkah aku berlutut
kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku
termasuk manusia yang amat bodoh."

Baru saja kata-kata itu terhenti, sepatu lars Roberto sudah mendarat
diwajahnya. Laki-laki itu terhuyung.Kemudian jatuh terkapar di lantai
penjara dengan wajah bersimbah darah. Ketika itulah dari saku baju
penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'.

Adolf Roberto bermaksud memungutnya

Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan
menggenggamnya erat-erat.

"Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!" bentak Roberto.

"Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh
barang suci ini!" ucap sang ustadz dengan tatapan menghina pada Roberto.
Tak ada jalan lain,akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk
mendapatkan buku itu.

Sepatu lars berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak
jari-jari tangan sang ustadz yang telah lemah. Suara gemeretak tulang
yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi
Roberto. Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak
tulang yang terputus.

Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat
tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.

Setelah tangan renta itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang
membuatnya penasaran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah
lusuh. Mendadak algojo itu termenung.

" Ah...sepertinya aku pernah mengenal buku ini. Tapi kapan? Ya, aku
pernah mengenal buku ini." suara hati Roberto bertanya-tanya.

Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu. Pemuda berumur tiga puluh
tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan " aneh"
dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu.
Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Spanyol.

Akhirnya Roberto duduk disamping sang ustadz yang telah melepas
nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda
tanya yang dalam.Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras
mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak.Perlahan,
sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto. Pemuda itu
teringat ketika suatu sore di masa kanak-kanaknya terjadi kericuhan
besar dinegeri tempat kelahirannya ini.

Sore itu ia melihat peristiwa yang mengerikan dilapangan Inkuisisi
(lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu
tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa
berjatuhan di bumi Andalusia. Di hujung kiri lapangan,beberapa puluh
wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang
tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yang kencang,
membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara.

Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup
pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang
dibawa oleh para rahib.

Seorang bocah laki-laki mungil tampan, berumur tujuh tahunan, malam itu
masih berdiri tegak dilapangan Inkuisisi yang telah senyap.
korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua. Bocah mungil itu
mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang
gantungan.

Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang ummi yang tak sudah
bernyawa, sembari menggayutinya.Sang bocah berkata dengan suara parau,

" Ummi, ummi,mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah
berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa....?
Ummi, cepat pulang kerumah ummi..."

Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua
menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat
apa. Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah. Akhirnya bocah
ituberteriak memanggil bapaknya

" Abi...Abi...Abi..."

Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapak ketika teringat
kemarin sore bapaknya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.

" Hai...siapa kamu?!" teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati
sang bocah.

" Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi..." jawab sang bocah memohon
belas kasih.

" Hah...siapa namamu bocah, coba ulangi!"bentak salah seorang dari
mereka.

" Saya Ahmad Izzah..." sang bocah kembali menjawab dengan agak grogi.

Tiba-tiba "plak! sebuah tamparan mendarat di pipi sang bocah.
" Hai bocah...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek. Aku benci namamu.
Sekarang kuganti namamu dengan nama yang bagus. Namamu sekarang ' Adolf
Roberto ' .. Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang jelek itu. Kalau
kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki-laki
itu.

Sang bocah meringis ketakutan, sembari tetap meneteskan air mata. Anak
laki-laki mungil itu hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya
keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama
mereka.

Roberto sedar dari renungannya yang panjang. Sang Jendral itu melompat
ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat
pada tubuh sang ustadz. Ia mencari-cari sesuatu di pusar laki-laki itu.
Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris,

" Abi...Abi...Abi..."

Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu. Fikirannya
terus bergelut dengan masa lalunya.Ia masih ingat betul, bahwa buku
kecil yang ada didalam genggamannya adalah Kitab Suci Al Qur'an milik
bapaknya,yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak
menidurkannya.

Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bahagian pusar.
Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan
lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas ulahnya selama
ini.Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu
dengan spontan menyebut,

" Abi... aku masih ingat alif, ba, ta, tha..."

Hanya sebatas kata itu yang masih terekam dalam benaknya.

Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang
membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat
seseorang yang tadi menyiksanya habis-habisan kini tengah memeluknya.

" Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuhi Abi,tunjukkan aku
pada jalan itu..."

Terdengar suara Jendral Roberto memelas. Sang ustadz tengah mengatur
nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. Airmatanya pun
turut berlinang. Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian,
ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, ditempat ini.
Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran ALlah.

Sang Abi dengan susah payah masih bisa berucap :

" Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan
saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail
Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,"

Setelah selesai berpesan sang ustadz menghembuskan nafas terakhir dengan
berbekal kalimah indah

"Asyahaduanla Illaaha ilallah, wa asyahadu anna MuhammadRasullullah...'.

Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian
lama berjuang dibumi yang fana ini.

Kini Ahmad Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya
dibaktikan untuk agamanya, 'Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa
muda sempat disandangnya.

Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya... Al-Ustadz
Ahmad Izzah Al-Andalusy.

Benarlah firman Allah...

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut arahnya itu. Tidak
ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS>30:30)
Source : http://www.freelists.org/post/polines/Antara-Alquran-Dan-Sang-Jendral-Adolf-Roberto
inspired from Kaskus, The Largest Indonesian Community