Friday, May 10, 2013

Cerita di balik beranda pesbuk

Lepas Jum'atan tadi, sempetin buka facebook mumpung belum diblokir. Maklum, salah satu website jejaring sosial yang paling ngetop ini sudah setahunan lebih diblokir pada saat jam kerja di kantor. Kecuali pada saat jam istirahat antara jam 12-1 siang. 


Nah, makanya, td selepas jum'atan sktr 15 menit sebelum website tsb diblok, seperti biasa, nyempetin buka fb dan kaskus. Kaskus jg diblok boo, secara sktr 70% pegawenya kaskuser semua, wkwkwkk.. Pas buka fb, scroll2 timeline yg muncul di beranda. Seperti biasa, banyak postingan muncul tentang gambar2 apa lah, dari yang mutu sampai yang gak mutu, ada pula yang curcol masalah getirnya pahit kehidupan *tsaah ada pula yang tulisannya huruf besar dan kecil beradu menjadi kalimat yang mungkin bagi sebagian orang sulit aja dibacanya. Yah, you know lah what should we call those people as . . . 4L@y! Hahaha..


Well, back to topic, masih tentang beranda di fb tadi, ada yang menarik. Salah satu teman saya, sudah lama pula saya tidak bersua dengannya. Namun kami masih sering berkomunikasi lwt fb maupun yang agak terkinian, yaitu instagram. Karena secara umur dia juga lebih tua dari saya, banyak sekali postingan dia lewat status di fb yang menurut cukup bagus dan sangat membantu saya yang muda untuk berkaca diri. Halah.

Hari ini dia menulis tentang kebingungannya tentang sebagian harta yang sudah jelas miliknya tapi kok di dalam agama malah disebutkan dalam hartanya terdapat harta orang lain. Secara logika emang gak masuk di logika sih ya. Segala yang kita kerjakan dengan susah payah, banting tulang lah kata orang, dan mungkin aja ada yang sampe banting meja kantor (mungkin saking emosinya kerjaan numpuk :-p) kok enak banget bagian orang lain ada di dalam harta kita. Disitu lah yg selalu menjadi pertanyaan. Ngapain jg kita kasih ke orang lain, wong kadang kita juga masih kurang terus. Yah namanya manusia kan ya, udah punya rumah, pgn punya apartemen, punya motor, pengen punya mobil, dan lain sebagainya. Pokoknya kurang muluu. Nah lewat postingan yg dituliskan teman saya di fb td, setidaknya menjelaskan kita juga dimana hak-hak orang lain yang ada di dalam harta kita.

Di kantor, kita kan kerja nih. Jam 8 sampe jam 5 sore. Tapi jujur aja, kita datang ke kantor jam berapa? on time kah? trus apa yang kita kerjain di kantor pada saat jam kerja? kadang pasti kita juga buka situs berita, atau situs jual beli atau mungkin bercengkrama dengan rekan sejawat pada saat jam kerja. Yah, walaupun secara kualitas kerja kita juga no problemo bagi si bos, tp toh byk juga kan kita kalo bahasa kotornya mengkorupsi waktu? Datang ke kantor jam set. 9, istirahat juga dilebihin waktunya. Biasa 1 jam, eh ini satu jam lima menit, dan banyak hal lainnya seperti yang saya tulis sebelumnya di atas. And you know? kita tetap dibayar penuh oleh kantor loh. Kantor gak motong gaji tuh pas kita datang telat, istirahat seenak jidat, banyakan break drpd kerja jg. Nah disitu mungkin lah untuk menyeimbangkan harta yang kita dapat dengan berbagi dengan sesama. Disitu pula lah ada harta yang seharusnya kita gak boleh dapat, tapi nyatanya terbayar penuh. So, gak ada salahnya kan kita berkaca dengan apa yang sudah kita kerjakan dan miliki saat ini. Sedekahlah dengan apa yang kita dapatkan saat ini. Sedikit tak apa. Banyak juga APAAA? maksudnya kaget sambil geleng2, gaji dikit aja sedekahnya banyak hehe.. (sumpah yang ini sulit).

Bagi sebagian orang, kaya itu adalah orang yang menumpuk banyak harta seperti Paman Gober. Tapi percayalah, orang yang kaya itu adalah bukan orang yang banyak menimbun harta, namun orang yang banyak memberi. Itu!


Salam,

MariYok Tegur


(Tegur saya apabila banyak salah dan khilaf. Mari Yok Tegur! ;-))

0 comments:

Post a Comment